Kamis, 02 April 2015

infeksi parametritis




   
KONDISI KEGAWATDARURATAN MASA NIFAS
(INFEKSI PARAMETRITIS)


Pengertian Parametritis
Parametritis adalah infeksi yang terjadi pada parametrium (jaringan ikat yang berdekatan dengan rahim). Parametrium adalah jaringan renggang yang ditemukan di sekitar uterus. Jaringan ini memanjang sampai ke sisi-sisi serviks dan ke pertengahan lapisan-lapisan ligamen besar.
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam ligamentum. Radang ini biasanya unilatelar. Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan. Secara rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara yaitu:
a.    Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis
b.    Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum
c.    Penenyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka dan mencapai uterus
Radang paling banyak berlokasi di parametrium bagian lateral akan tetapi bisa juga ke depan dan ke belakang, radang bisa juga menjadi abses. Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus, maka abses akan mencari jalan keluar yaitu di atas ligamentum  pouparty, ke daerah ginjal, melalui foramina obturatorium ke paha bagian dalam, dan sebagianya. Parametritis dapat juga menahun  dan di tempat radang terjadi fibrosis.
Kalau terjadi infeksi  parametrium, maka timbulah pembengkakan yang mula-mula lunak tetapi kemudian menjadi keras sekali. Infiltrasi ini dapat terjadi hanya pada dasar lig. Latum tetapi dapat juga bersifat luas misalnya dapat menempati seluruh parametrium sampai ke dinding panggul dan dinding perut depan di atas lig. Inguinale.
Kalau filtrat menjalar ke belakang dapat menimbulkan pembengkakan di belakang serviks. Eksudat ini lambat laun direasorpsi atau menjadi abses. Abses dapat memecah di daerah lipat paha di atas lig. Inguinale atau ke dalam cavum douglas.  Parametritis biasanya unilateral dan  karena biasanya akibat luka servik, lebih sering terjadi pada pada primipara dari pada multipara.  (UNPAD, 1981)



2.      Etiologi
Penyebab yang paling banyak terdapat adalah infeksi partus.  Ada 3 hal yang menjadi penyebab parametritis yaitu :
a.    Endometritis dengan 3 cara yaitu
1)   Percontinuitatum : endometritis → metritis → parametitis
2)   Lymphogen
3)   Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis
b.    Dari robekan serviks
c.    Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD )

3.      Macam-macam Parametritis
a.    Parametritis Akut
Apabila kuman-kuman dengan jalan limfe atau darah melewati batas uterus dan sampai ke jaringan ikat di parametrium, maka terjadilah parametritis akut. Infeksi paling sering disebabkan oleh steptokus dan stafilokokus. Jarang oleh ekoli dan kuman-kuman lain. Kejadian ini muncul karena infeksi puerpural atau post abortum, akan tetapi ditemukan pula sebagai akibat tindakan intra uterine dan sebagainya.
Radang berlokasi paling banyak diparametrium bagian lateral (parametritis lateralis) akan tetapi bisa kedepan (parametritis anterior) dan kebelakang (parametritis posterior) dan radang, juga bisa menjadi abses. Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus, maka abses akan mencari jalan keluar diatas ligamentum pauparti, ke daerah ginjal. Melalui foramen abturatorium ke paha bagian dalam dan sebagainya. Parametritis dapat pula menahun dan di tempat radang terjadi fibrosis.
b.    Parametritis Menahun
Merupakan parametritis yang di derita oleh pasien sudah lama. Disebabkan karena, tanda dan gejala, tidak dirasakan oleh pasien. Sehingga infeksi meradang di tempat yang terinfeksi dan terjadi fibrosis pada parametrium.
Gambaran klinik menunjukkan bahwa penderita demam, menderita sakit perut dibagian bawah dan di sebelah kanan atau kiri, dan di sebelah uterus terdapat odeman dan hiperemi, dan dibawah kulit dan jaringan subkutan dapat diraba bagian dari tumor yang akan ke luar serta kondisi untuk bedah kebidanan untuk protop harus dipatuhi.

4.      Patofisiologi
menyebar ke miometrium → Miometritis → Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis → Parametritis.
Terjadi reaksi :
a.         Kalor
b.         Dolor
c.          Nyeri hebat
d.          Nafsu makan berkurang
e.         Asam lambung meningkat
f.           Reaksi mual
g.         Vasodilatasi
h.         Syok septic/ infertilitas/ infeksi meluas

5.      Tanda dan gejala
a.       Suhu badan meningkat 38o C – 40o C (oral) dan menggigil
b.      Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
c.       Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah
d.      Nyeri atau nyeri tekan pada salah satu atau kedua sisi abdomen
e.       Nyeri tekan yang cukup terasa ketika pemeriksaan vagina
f.       Terjadi lebih dari hari ke 7 postpartum.
g.       Lokhia yang purulen dan berbau.
h.      TFU  :
Involusi
Tinggi fundus uterus
Berat uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
100 gram
Uri lahir
Dua jari dibawah pusat
750 gram
Satu minggu
Pertengahan pusat – symphisis
500 gram
Dua minggu
Tak teraba diatas symphisis
350 gram
Enam minggu
Bertambah kecil
50 gram
Delapan minggu
Sebesar noral
30 gram



6.      Penatalaksanaan
a.       Pencegahan
1)   Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas, harus diusahakan untuk memperbaikinya yaitu dengan minum tablet Fe. Keadaan gizi juga merupakan factor penting, karenanya diet yang baik harus diperhatikan.Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
2)   Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker, alat-alat, kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan jika perlu, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan transfusi darah harus diberikan menurut keperluan.
3)   Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas sehat.
b.      Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Terapi pada parametritis yaitu dengan memberika antibiotika berspektrum luas. Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain.
Disamping pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita, dan bila perlu transfusi darah dilakukan.
Jika keadaan sudah tenang dapat diberi terapi diatermi dalam beberapa seri dan penderita dinasehatkan agar jangan melakukan pekerjaan yang berat- berat. Dengan terapi ini biar pun sisa- sisa peradangan masih ada, keluahan- keluhan penderita sering kali hilang atau sangat berkurang.  Pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan seksama apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses, abses harus dibuka dengan menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai. Jika ditemukan abses, di tempat itu perlu diadakan pembukaan tumor dan drainase karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke jaringan tubuh yang lain.Kalau ada fluktasi perlu dilakukan insici. Tempat insici ialah di atas lipat paha atau pada cavum douglas.
c.       Penanganan
Beri antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan metronidazol. Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam. Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar